Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard Untuk Pengembangan Sistem Teknologi Informasi
Abstract
Information System Technology has been implemented broadly in an organization to achieve the competitive advantage. To support the business and to keep the alignment with business strategy, implementation of information system technology needs strategic plan. The performance of information system technology can measured by IT-Balance Scorecard (IT-BSC) to derived the strategic plan for future improvement which aligned with vision, mission and goals of organizations.
Keywords : Information Technology, IT-Balanced Scorecard
1. Pendahuluan
Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa informasi menjadi salah satu sumber daya utama pada suatu organi sasi untuk meningkatkan daya saing terhadap para pesaingnya. Oleh karena itu setiap organisasi mencoba untuk menerapkan sistem atau teknologi informasi agar dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam proses bisnis, juga agar mampu memberikan nilai tambah yaitu berupa competiteve advantage dalam persaingan bisnis.
Penerapan sistem teknologi informasi akan bermanfaat jika penerapannya sesuai dengan tujuan, visi dan misi organisasi dengan menetapkan strategi bisnis dan strategi sistem teknologi informasi. Sehingga dibutuhkan suatu analisa berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu perencanaan strategi sistem atau teknologi informasi yang adaptable dan selaras dengan strategi bisnis.
Sistem teknologi informasi dikenal dengan nama senjata strategi ( strategy weapon) karena dapat digunakan untuk menerapkan strategi yang dapat memberikan keuntungan kompetitif.Organisasi membutuhkan perencanaan strategi untuk sumber daya
teknologi informasinya dengan beberapa alasan sebagai berikut :
a. Hasil dari perencanaan sistem te knologi informasi dapat dibagikan kepada manajemen dan ahli – ahli si stem teknologi informasi. Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan ini dapat menyediakan pemahaman bersama antara ahli – ahli sistem teknologi informasi dan manajer – manajer bisnis tentang bagaimana cara terbaik bagi organisasi untuk menggunakan sumber daya informasinya.
pihak lain di dalam organisasi.
c. Diskusi mengenai perencanaan strategi sering kali banyak membantu manajer – manajer bisnis dan ahli – ahli sistem teknologi informasi dalam membuat keputusan yang mendasar mengenai bagaimana sistem teknologi informasi akan diarahkan untuk membantu bisnis organisasi.
f. Alat komunikasi dengan manajemen puncak. Banyak manajer sistem teknologi informasi meminta kenaikan anggaran yang signifikan untuk pengembangan sistem teknologi informasi. Suatu rencana sitem teknologi informasi yang baik, harus dengan jelas dihubungkan kepada arah bisnis. Hasil perencanaan yang baik juga menjelaskan bagaimana organisasi akan mencapainya. Permintaan anggaran akan terlihat lebih masuk akal dan lebih mudah disetujui bagi manajemen puncak yang ada diluar departemen sistem teknologi informasi.
g. Membantu pemasok.
Arsitektur dan rencana dari sistem teknologi informasi adalah suatu cara efektif bagi organisasi untuk be rkomunikasi dengan penjual/pemasok tentang kebutuhan dari produk-produk sistem teknologi informasi masa depan yang dibutuhkan oleh organisasi. Dengan memahami kebutuhan masa depan ini, maka pemasok dapat mempersiapkan jauh sebelumnya.Perencanaan strategis sistem teknologi informasi mempunyai tahapan - tahapan sebagai berikut:
a. Perspektif Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution)
menjadi dua macam :
- Jangka pendek berupa evaluasi secara finansial
- Jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan fungsi IT itu sendiri.
Proyek-proyek IT seharusnya dapa t memberikan nilai tambah bagi organisasi. Nilai tambah disini bukan hanya melibatkan resiko dalam pencapaiannya. Penggunaan tolak ukur keuangan sebagai satu-satunya pengukur kinerja organisasi memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
3. Kinerja keuangan pada dasarnya ha nya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun organisasi ke arah tujuan organisasi di masa mendatang.
- Kelompok pengukuran pelanggan utama
Merupakan ukuran generik yang digunakan hampir semua organisasi, yang terdiri dari ukuran: pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan.
1. Pangsa pasar
Mencerminkan bagian yang dikuasai oleh organisasi atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain : jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2. Retensi pelanggan
Mengukur tingkat dimana organisasi dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan penggunanya.
3. Akuisisi pelanggan
Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4. Kepuasan pelanggan
Menaksir tingkat kepuasaan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposiiton.
5. Profitabilitas pelanggan
Berhasil dalam empat ukuran pelanggan utama sebelumnya bukanlah jaminan bahwa sebuah organisasi memiliki pelanggan yang menguntungkan. Karena kepuasan pelanggan dan pangsa pasar yang besar hanyalah sebuah alat untuk mencapai pengembalian finansial yang tin ggi, organisasi berharap untuk dapat mengukur tidak hanya besaran bisnis yang dilakukan dengan pelanggan tetapi juga profitabilitas dari bisnis ini, terutama dalam segmen pelanggan sasaran. Organisasi tidak hanya menginginkan pelanggan yang lebih dari sekedar terpuaskan dan senang tetapi juga pelanggan yang memberikan keuntungan. Sebuah ukuran finansial seperti profitabilitas pelanggan dapat membantu organisasi untuk tetap berfokus pada pelanggan, da n di lain pihakdapat mengungkapkan pelanggan sasaran tertentu yang tidak memberikan keuntungan.
- Kelompok pendorong kinerja
Kelompok pengukuran yang merupakan faktor pendorong kinerja (pembeda) hasil pelanggan. Kelompok pengukuran ini menawarkan proposisi nilai pelanggan yang diberikan organisasi. Proposisi nilai ini menyatakan atribut yang diberikan organisasi kepada produk dan jasanya untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan dalam pasar sasaran.
1. Product/service attributes
Atribut produk atau jasa mencak up fungsionalitas produk atau jasa tersebut, harga dan mutu. Pengguna memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan.
2. Customer relationship
Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan organisasi. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen organisasi terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting dalam persaingan organisasi. Pelanggan biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka.
3. Image and reputaiton
Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan organisasi. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.
Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang manajemen IT itu sendiri dan lebih jauh lagi adalah pihak yang berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-aturan yang digunakan.
Keunggulan operational suatu organisasi dapat dilihat pada operasi bisnis internal yang terjadi, yang dapat dibagi ke dalam :
1. Inovasi
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dilakukan dan setelah melalui serangkaian tes dan telah memen uhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersilkan maka produk at au jasa tersebut diperkenalkan kepada pelanggan. Akitvitas ini merupakan akitvitas penitng yangberlangsung untuk jangka panjang sehingga menentukan kesuksesan organisasi dimasa sekarang dan dimasa mendatang.
2. Operasional
Proses ini merupakan proses dalam pembuatan dan penyampaian produk atau jasa. Dalam proses ini pengukuran yang terkait dapat dikelompokkan pada waktu, kualitas dan biaya.
Proses ini dimulai pada saat prod uk atau jasa sudah terjual atau digunakan. Organisasi dapat mengukur apakah upayanya dalam proses ini telah sesuai dengan harapan pelanggan. Pengukuran pada proses ini dapat menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya dan waktu.
Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang dari departemen itu sendiri, yaitu : pelaksanaan, para praktisi dan profesional yang ada. Pada perspektif terakhir ini akan menyiapkan infrastruktur organisasi yang mem ungkinkan tujuan-tujuan dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Kemampuan organisasi untuk dapat menghasilkan produk atau jasa di masa mendatang dengan kemampuan layanan yang memuaskan harus dipersia pkan mulai dari saat ini. Pihak manajemen harus dapat memperkiraka n tren di masa mendatang dan membuat langkah - langkah persiapan dalam mengantisipasinya. Dalam perspektif ini terdapat tiga kategori yang dapat diperhatikan secara khusus dalam penanganan di masa depan yaitu :
- Kapabilitas pekerja
Salah satu perubahan yang dramatis dalam pemikiran manajer selama tahun – tahun terakhir ini adalah peran pegawai dalam organisasi. Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan kembali ( reskilling) pegawai yang dapat menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Tiga pengukuran utama yang berlaku umum adalah :
a. Kepuasan pekerja : menyatakan bahwa moral pekerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting oleh sebagian besar organisasi. Pekerja yang puas merupakan pra-kondisi bagi meni ngkatnya produkitvitas, daya tanggap dan layanan pelanggan di masa kini maupun masa mendatang.
b. Resensi pekerja : menyatakan lama tidaknya para pekerja yang diminati organisasi dapat bertahan bekerja. Hal ini berdasarkan teori bahwa pada dasarnya suatu organisasi membuat investasi jangka panjang dalam diri para pekerja sehingga seitap kali ada pekerja yang berhenti dan bukan atas keinginan organisasi maka itu merupakan suatu kerugian modal intelektual bagi organisasi tersebut.
c. Produktivitas pekerja : merupakan suatu ukuran hasil atau dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal dan kepuasan pelanggan.
Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut.
a. Kompetensi staf
Mencerminkan kekuatan tepat guna dan sasaran dari teknologi yang digunakan organisasi dalam pencap aian tujuan-tujuannya. Faktor - faktor yang dapat dimasukkan dalam kategori ini antara lain : penggunaan teknologi strategis, penggunaan database strategis, pengalaman yang dimiliki (experience capture), proprietary aplikasi dan paten atau hak cipta.
c. Ilmu untuk bertindak
Faktor pendorong ini biasanya diakibatkan oleh situasi dan kondisi tertentu yang tercipta dalam pelaksanaan proses-proses bisnis maupun dalam pencapaian tujuan strategis organisasi. Faktor-faktor yang termasuk dalam kategori ini antara lain : siklus keputusan
penting, fokus strategi, pemberdayaan staf, personal aligment, moral pekerja dan kerjasama tim.
- Kapabilitas sistem informasi
Selain motivasi dan keahlian pekerja, jika ingin para pekerja dapat bekerja secara lebih efektif dalam lingkungan yang kompetitif saat ini dan di masa mendatang, maka diperlukan data dan informasi yang lebih banyak, yang menyangkut pelanggan, keadaan pasar, proses internal dan konsekuensi finansial keputusan organisasi.
Kedua kapabilitas di atas tidak akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi jika para pekerja tidak termotivasi bertindak untuk kepentingan terbaik organisasi, atau jika mereka tidak diberikan kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan. Sebuah ukuranmotivasi pekerja yang sederhana dan banyak digunakan adalah banyaknya saran yang diberikan per pekerja. Ukur an ini mengukur partisipasi pekerja dalam meningkatkan kinerja organisasi . Ukuran seperti ini dapat diperkuat lagi dengan sebuah ukuran pelengkap yaitu jumlah saran yang dilaksanakan, yang menilai mutu saran yang mereka dihargai dan benar-benar diperhatikan. Sedangkan faktor pendorong kinerja keselarasan perorangan dan organisasi berfokus pada pemahaman dan penyelarasan tujuan setiap departemen dan atau pekerja dengan tujuan organisasi yang telah dinyatakan dalam IT Balanced Scorecard.
5. Penyususunan IT-Balance Scorecard
Untuk melakukan penyusunan IT-Balan ce Scorecard dilakukan beberapa tahap meliputi :
a. Menjabarkan visi, misi dan tujuan suatu organisasi
b. Menganalisis lingkungan eksternal dan internal
c. Menetapkan tema-tema strategis
d. Menerapkan tema-tema strategis ke dalam 4 perspektif IT-Balanced Scorecard
6. Kesimpulan
- Sebuah organisasi memerlukan perencanaan strategi untuk mengembangankan suatu sistem teknologi informasi supaya mempunyai nilai keunggulan kompetit if bagi organisasinya dan selaras dengan strategi bisnisnya.
- IT-Balanced Scorecard adalah salah satu alat untuk mengukur kinerja dari suatu sistem teknologi informasi yang memandang unit bisnis teknologi informasi dari 4 (empat) perspektif yaitu: kontribusi ke organisasi, orientasi pengguna, keun ggulan operasional, dan orientasi di masa depan.
- Metode IT-Balance Scorecard tidak hanya digunakan untuk mengukur secara keseluruhan dari proses bisnis dalam satu organisasi, tetapi bisa juga digunakan untuk mengukur proses bisnis dalam satu sub unit dalam sebuah organisasi.
- Keunggulan pendekatan balanced scorecard adalah mampu menghasilkan rencana strategi yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Komprehensif, Koheren, Seimbang, dan Terukur.
7. Daftar Pustaka
Ward,J., & Peppard,J. (n.d). Strategic Planning for Information Systems (3rd ed.). John Wiley.
Jogiyanto. (2005). Sistem Informasi Strategik.Gallier,R.D., & Leidner,D.E. (2003). Strategic Information Management (3 rded.).Butterworth-Heinemann.
Yuwono, S., Sukarno,E., Ichsan,M. ( 2006). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard.
Tozer, E.E. (1996). Strategic IS/IT Planning (Professsional Ed.). Butterworth-Heinemann.